Rabu, 26 Februari 2014
Puncak Tertinggi Jawa Tengah
Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah. Gunung dengan tinggi 3.432 m di atas permukaan laut dengan posisi geografis 7°14,30' LS dan 109°12,30' BT yang terletak di perbatasan daerah kabupaten Pemalang dan kabupaten Banyumas. Di mana wilayah utara dari gunung ini berada dalam kawasan kabupaten Pemalang sementara wilayah selatan masuk kawasan kabupaten Banyumas. Namun gunung Slamet juga sedikit menjorok pada kawasan kabupaten Banjarnegara dan Brebes.
Gunung ini mempunyai empat kawah di puncaknya. Gunung yang berada di sebelah utara kota Purwokerto dan di sebelah barat kota Purbalingga ini juga mempunyai beberapa sumber air panas. Dari sumber air panas itulah memunculkan beberapa kawasan wisata air panas salah satunya wisata pemandian air panas Guci. Dan kaki gunung Slamet pada daerah Purwokerto ini juga dijadikan salah satu kawasan wisata bernama Baturraden.
Tahun lalu aku berkesempatan melakukan pendakian menuju puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah itu. Jalur pendakian yang dilalui bukan merupakan jalur yang pada umumnya digunakan oleh para pendaki yang biasanya melalui daerah Banyumas atau lewat daerah Guci. Jalur yang ditempuh merupakan jalur dari desa tepat di mana aku tinggal dan dibesarkan. Jalur itu masih dekat dengan desa Gunungsari, di bagian pojok barat daya yang juga berbatasan dengan desa Jurangmangu. Di sana juga si juru kunci gunung Slamet tinggal.
Rombongan terdiri dari tiga puluh orang termasuk aku di dalamnya. Sore, setelah waktu ashar, rombongan beranjak menuju tempat si juru kunci. Begitulah kepercayaan warga sekitar yang mengharuskan menemui juru kunci gunung Slamet terlebih dahulu sebelum melanjutkan pendakian ke puncak Slamet. Perwakilan ketua pendakian menemui si juru kunci dan mengatakan jumlah pendaki dalam rombongan. Mitosnya, kata orang sekitar rombongan pendaki diharuskan berjumlah genap, tidak tahu kenapa.
Setelah diberi welingan dan dibakarkan kemenyan oleh si juru kunci rombongan memulai pendakian. Dipimpin oleh ketua rombongan kami menuju pondok awal masuk ke jalur pendakian gunung Slamet. Pos awal jalur pendakian dinamakan Plawangan, merupakan awal memulai rute pendakian untuk jalur pendakian yang kami tempuh. Di Plawangan kami sampai pada pukul 7 malam. Kami beristirahat sejenak dan berdoa untuk kembali melanjutkan pendakian menuju pos pertama di Pondok Gribig.
Pondok Gribig siang hari
Tak lama berselang, sekitar satu jam perjalanan kami berhasil mencapai di pos Pondok Gribig, 1700 meter di atas permukaan laut. Rombongan kembali beristirahat untuk menyantap bekal yang telah dipersiapkan, mulai dari lontong, ketupat, singkong rebus, dan juga keripik tempe serta ikan asin sebagai lauknya. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju pos kedua. Medan yang kami lalui sekarang sangat berbeda dengan medan sebelumnya. Medan sekarang sulit untuk dilalui. Banyak pohon tumbang melintang di jalur perjalanan kami dan itu sangat menghambat laju perjalanan. Pos kedua ini juga memiliki jarak yang cukup jauh dari pos pertama. Sering rombongan berhenti sejenak untuk melepas lelah dan juga sembari menyantap kembali bekal makanan mereka. Akhirnya sampailah rombongan di Pondok Pakis, pos kedua di jalur pendakian tersebut. Tak tahu tepatnya pukul berapa kami sampai di sana.
Pondok pakis siang hari
Tak lama perjalanan dilanjutkan. Dingin sudah terasa sampai ke tulang. Pukul 11.52 malam kami berhasil sampai di pos ketiga Samyang Rangkam, 2665 mdpl. Setelah beristirahat dan melemaskan badan pendakian dilanjutkan kembali. Medan semakin kacau, banyak pohon tumbang bekas kebakaran hutan melintang pada rute yang kami lewati. Angin semakin kencang berhembus, kami pun juga sudah mulai kesulitan bernafas dengan kadar oksigen semakin menipis.
Pondok gua siang hari
Keesokan harinya, pukul 01.32 dini hari kami mencapai pos terakhir di Pondok Gua, tempat pemberhentian akhir untuk beristirahat sebelum mencapai puncak Slamet. Di pos itu kami mengistirahatkan mata yang belum sempat terpejam selama perjalanan. Pendakian menuju puncak dilanjutkan kembali pada pukul 04.31 pagi. Pendakian akhir melewati watu cadas, daerah penuh batu untuk mencapai puncak. Pukul 05.53 kami berhasil sampai di puncak tertinggi di Jawa Tengah, kami tidak mendapatkan sunrise, tapi terbayarkan dengan keindahan saat kami berada di puncak. Dan rasa lelah, letih, dan ngantuk selama perjalanan semua terbayarkan hanya dalam waktu yang singkat di sana. Paradiso, Indonesia itu memang indah.
Kawah Slamet
Segoro pasir
Oleh : Ario Dwi Prabowo
Referensi :
http://0ne-science.blogspot.com/2011/10/gunung-slamet.html
http://wikimapia.org/655748/Daerah-Puncak-Gunung-Slamet
Label:
ario dwi prabowo,
banyumas,
gribig,
guci,
gunung,
jalur,
juru kunci,
kabupaten,
medan,
panas,
pendaki,
pendakian,
perjalanan,
plawangan,
pondok,
pos,
puncak,
rombongan,
siang hari,
slamet
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar