Senin, 25 Agustus 2014
Mempelajari Perjuangan Palembang Pada Masa Penjajahan di Monumen Perjuangan Rakyat
1. Monpera Tampak Depan
Pada zaman penjajahan dahulu, Belanda tidak hanya menguasai Jawa dan daerah timur Indonesia, Belanda juga melebarkan sayapnya ke sebelah barat Indonesia yakni Pulau Sumatera. Salah satu wilayah Sumatera yang ikut dikuasai oleh Belanda adalah Kota Palembang. Peristiwa peperangan yang paling amat dikenal adalah pertempuran lima hari lima malam. Bagaimanakah suasana peperangan saat itu? Masyarakat yang kurang bisa membayangkan bagaimana peristiwa pertempuran itu bisa mengunjungi Monumen Perjuangan Rakyat Palembang dan melihatnya pada relief yang terpampang di dinding Monpera.
Monumen Perjuangan Rakyat atau biasa disebut Monpera berdiri pada tanggal 23 Februari 1988 dan difungsikan untuk menyimpan benda bersejarah seperti senjata, patung pejuang, baju dinas para pejuang, dan juga relief, terkhusus benda peninggalan pertempuran lima hari lima malam. Bangunan Monpera ini berdiri megah di Jalan Merdeka persis berseberangan dengan Masjid Agung Palembang. Letaknya yang berada di pusat kota sangat memudahkan siapa saja untuk mengunjunginya. Ada yang unik dari monumen ini yakni bentuknya yang seperti enam segitiga terbalik yang saling bertautan. Pada bagian depan museum terdapat replika burung Garuda berwarna hitam.
Memasuki lantai pertama museum anda akan disambut oleh banyak bingkai foto berisikan gambar perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda. Dinding yang bercatkan warna oranye membuat ruangan museum tidak begitu seram. Selain bingkai foto, di lantai satu ini, pengunjung juga bisa melihat miniatur Monpera dan dua etalase. Etalase pertama berisikan dokumen sejarah dan pariwisata Sumatera Selatan, sedangkan etalase kedua berisikan aneka suvenir khas Sumatera Selatan. Melanjutkan langkah ke lantai dua, pengunjung bisa melihat aneka senjata hasil rampasan saat perang berjumlah 14 pucuk. Senjata-senjata ini sengaja dibuat dalam dinding kaca sehingga pengunjung hanya bisa mengamati dari luar. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi tangan-tangan jahil yang bisa merusak peninggalan sejarah tersebut.
2. Aneka Senjata
Di lantai tiga museum, pengunjung bisa melihat berbagai replika wajah pejuang Sumatera Selatan dan pakaian dinas yang dikenakan pejuang-pejuang tersebut. Masing-masing pejuang tersebut bernama dr. A. K. Gani, Haji Abdul Rozak, Brigjen TNI H. Hasan Kasim, Mayjen TNI H. Bambang Utoyo, Kol. H. Burlian, dan drg M. Isa. Sementara lantai empat dan lantai lima berisikan foto-foto pada masa pertempuran. Selanjutnya di lantai enam yang merupakan lantai puncak terdapat sebuah lubang untuk bisa naik ke atap Monpera. Dari atap Monpera ini, pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Palembang bak melihat sudut-sudut Kota Jakarta dari lantai atas Monas. Setiap peringatan Hari Kemerdekaan RI, bendera-bendera merah putih dipasang di puncak Monpera untuk menambah semaraknya Hari Kemerdekaan Indonesia.
3. Lubang untuk Mencapai Atap Monpera
Saat keluar dari ruangan museum, pengunjung bisa mengelilingi badan Monpera dan menemukan dua relief besar berisikan tulisan. Relief pertama bertuliskan “Panglima Besar Soedirman: Korban Sudah Cukup Banyak. Sekali Merdeka Tetap Merdeka”, sedangkan relief kedua bertuliskan “Lebih Baik Hancur Bersama Debu Kemerdekaan Daripada Dijajah. Patah Tumbuh Hilang Berganti”. Beralih dari tempat ini, pengunjung bisa bersantai di gazebo dan taman yang ada di pintu masuk. Bisa dikatakan kawasan Monpera ini terbilang asri karena tak terlihat satu pun pedagang kaki lima yang masuk di wilayah Monpera apalagi di halamannya.
Bagi anda yang ingin mengunjungi Monpera, anda bisa mengarahkan kendaraan pribadi anda menuju Jalan Merdeka, tepatnya di samping Kantor Pos Pusat dan di depan Masjid Agung Palembang. Jika anda menggunakan angkutan umum, anda bisa menggunakan Bus Jurusan Plaju atau Kertapati, lalu turun di simpang Jembatan Ampera lalu menyeberang menuju Monpera. Akan lebih enak jika anda menggunakan Bus Jurusan Bukit ataupun oplet jurusan Ampera, karena angkutan-angkutan umum tersebut melintas tepat di depan Monpera. Bagi pengunjung tidak diperbolehkan untuk membawa makanan dan minuman ke dalam museum. Jika anda merasa lapar, anda bisa berjalan menyusuri lorong di samping Monpera yang dipenuhi banyak pedagang makanan. Monumen Perjuangan Rakyat ini buka setiap hari Selasa sampai Minggu pukul 08.00-15.30 WIB, kecuali hari libur nasional. Dengan tiket masuk seharga Rp 2000,00, pengunjung bisa mengetahui perjuangan Palembang lewat foto dan benda peninggalan lainnya dalam monumen berlantai enam ini.
Oleh : Rahel Simbolon
Gambar:
1. http://littlegreenangel.blogspot.com/2014/07/monpera-monumen-perjuangan-rakyat.html
2. http://pastipanji.wordpress.com/2010/09/22/jalan-jalan-di-bumi-sriwijaya-palembang-bagian-2/
3. http://littlegreenangel.blogspot.com/2014/07/monpera-monumen-perjuangan-rakyat.html
Label:
atap,
belanda,
benda,
dinding,
etalase,
jurusan,
lantai,
merdeka,
monpera,
monumen,
museum,
palembang,
pejuang,
pengunjung,
peninggalan,
perjuangan,
rahel simbolon,
relief,
replika,
sumatera
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar