Jumat, 16 Mei 2014
Eksotisme Candi Ijo Tak Kalah dengan Candi Prambanan.
Masih ingatkah film-film kolosal di Indonesia seperti Angling Darmo, Saur Sepuh, diantaranya yang demikian itu. Hal itu tidak semata-mata tayangan pada film-film belaka, namun adakalanya kita bisa menyaksikan kehebatan yang ditularkan melalui film tersebut. Banyak di sana sini bangunan-bangunan yang megah terlihat dalam layar kaca menggambarkan betapa dahsyatnya pembuatan skenario film tersebut dengan menonjolkan bangunan-bangunan megah agar mendukung daya khayal penonton mengenai sejarah masa lampau begitu megah bangunannya walaupun mungkin dibuat dengan tiruan atau replika semisal istana-istana dan candi-candi.
Tidak sampai di situ saja, berbicara mengenai candi-candi di Negara Indonesia tersebar beribu candi di nusantara. Terlebih-lebih candi di pulau Jawa yang mana di bawah kekuasaan Mataram terutama Mataram kuno yang bercorak Hindu. Banyak sekali peninggalan-peninggalan masa kini yang masih tersisa seperti yang kita kenal dan masyarakat seantero negeri ini mengenal yaitu candi Prambanan yang tercatat UNESCO sebagai warisan budaya dunia di mana terletak di Sleman Yogyakarta. Banyak pengunjung baik turis domestik maupun manca negara. Begitu sangat terkenalnya candi Prambanan ini dikenal candi Hindu yang tertinggi di Indonesia. Namun jangan salah ada yang lebih menarik lagi ketika di Yogyakarta rasa-rasanya belum puas jika hanya berkunjung di candi Prambanan. Padahal di sekitar candi Prambanan sangat banyak candi-candi kecil yang eksotis, menarik, dan unik. Yaitu candi Ijo yang masih belum terkenal di kalangan umum memang letaknya agak tinggi dari candi Prambanan dan agak ke pelosok menyusuri jalan pedesaan. Candi Ijo adalah sebuah kompleks percandian bercorak Hindu, berada 4 kilometer arah tenggara dari Candi Ratu Boko atau kita-kira 18 kilometer di sebelah timur kota Yogyakarta.
Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat sebuah bukit yang masih merupakan bagian perbukitan Batur Agung, kira-kira sekitar 4 kilometer arah tenggara Candi Ratu Boko. Posisinya berada pada lereng bukit dengan ketinggian rata-rata 375 meter di atas permukaan laut Candi ini dinamakan ‘Ijo’ karena berada di atas bukit yang disebut Gumuk (Wikipedia).
Sayang pemerintah setempat belum mengelola candi Ijo ini secara maksimal terutama jalan transportasi menuju candi Ijo ini. Padahal sangat menarik yang memang turunan candi Hindu di Prambanan. Keindahannnya sungguh luar biasa berada pada ketinggian gunung dan sewaktu-waktu berkabut menambah aura yang eksotis dengan udara yang dingin. Jika musim panas tiba memang lokasi wisata ini cenderung panas dan tidak ada jajanan di sekitar candi. Maka jika akan berkunjung di lokasi candi ini harus mempersiapkan dari rumah.
Candi Ijo saat berkabut
Seiring berjalannya waktu, candi Ijo kini mulai dikenal oleh wisatawan, mereka tertarik melihat pesona alam di sekitar candi dan candi yang berderet rapi dengan dialasi rerumputan hijau yang alami. Bukan khayalan lagi seperti di film-film kolosal tetapi inilah bukti bahwa Indonesia masih menyimpan kekayaan yang luar biasa.
Menguliti sedikit agar perjalanan di candi Ijo ini tidak menjadi perjalanan angsia-sia, namun menjadikan perjalanan yang penuh pembelajaran. Candi Ijo ini dibangun antara kurun abad ke-10 sampai dengan ke-11 Masehi pada saat zaman Kerajaan Medang periode Mataram. Ijo berarti hijau yang pertama kalinya ada dalam prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi dalam prasasti tersebut bahwa ada seseorang yang berasal dari desa ijo yang menghadiri upacara keagamaan. Bhunmyinya ahila sebagai berikut: “Anak wanua i Luang hijo i “. Di dalam candi-candi tersebut sering ditempatkan arca-arca dewa yang bernilai seni tinggi. Kitab-kita India kuno menyebutkan pemilihan lokasi untuk mendirikan statu bangunan kuil/dewa dilihat Amat berharga, bahkan lebih utama dibandingkan bangunan kuil/candi. Di dalam kitabb kuno menyebutkan bahwa lahan atau tanah merupakan Vastu atau atau tempat tinggal yang paling utama bagi dewa atau manusia. Lahan seperti ini biasanya lahan yang subur dan tidak jauh dari mata air. Lahan seperti ini biasanya hádala lahan yang subur dan tidak jauh dari mata air.
Itulah mengapa candi Ijo ini menjadi referensi penting selain candi prambanan yang mempunyai daya pikat luar biasa, penuh eksotis dan menjadikan wisata sejarah yang menyenangkan.
Oleh:
Desi Ariani
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Ijo
http://wisatasejarah.wordpress.com/2010/07/14/sejarah-candi-ijo/
Gambar : Dok.Pribadi
Label:
bangunan,
candi,
desi ariani,
eksotisme,
film,
hindu,
ijo,
jawa,
kuno,
lokasi,
pemerintah,
pengunjung,
prambanan,
referensi,
turis,
umum,
unik,
warisan,
wisatawan,
yogyakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar